Ketika peristiwa isra mi’raj, Rosululloh SAW diperlihatkan oleh Jibril kepada sesuatu yang menakjubkan. Terkadang beliau melihat sesuatu yang istimewa, kadang pula beliau melihat sesuatu yang mengerikan.
Diantara kejadian yang membuatnya heran sekaligus menakjubkan, dalam perjalanan beliau mencium bau yang sangat wangi, lalu beliau pun bertanya kepada Jibril : ” Wahai Jibril, wangi apakah ini ?”
Lalu Jibril menjawab : ” Ini adalah wangi kuburan Masyitoh dan keluarganya”. Kemudian Jibril menceritakan kisah hidup Masyitoh.
Pada zaman dahulu, ketika Fir’aun berkuasa di Negeri Mesir, ia mempunyai seorang pembantu yang bertugas mengurusi anaknya, pembantu tersebut bernama Masyitoh. Meskipun pada waktu itu ia dibawah kekuasaan Fir’aun yang mengaku sebagai tuhan, Masyitoh tidak ikut menyembahnya, ia menyembah kepada Alloh SWT, Tuhan Nabi Musa AS. Keteguhan keimanan Masyitoh mengantarkannya pada kemarahan Fir’aun yang berakhir hukuman yang mengerikan. Namun itu lah yang menyebabkan wangi semerbak dari kuburannya dan keluarga yang tercium oleh Rosululloh SAW ketika isra mi’raj.
Suatu hari ketika Masyitoh sedang menyisir rambut anak Fir’aun, sisir yang dipakainya terjatuh. Kemudian ia mengambilnya dengan mengucapkan “Bismillāhirrohmānirrohīm, dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang”. Ucapannya ternyata didengar oleh anak Fir’aun, lalu menegurnya : ” Sebutlah nama ayahku !” Masyitoh pun menjawab : “Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan ayahmu adalah Alloh SWT.” Anak Fir’aun bertanya lagi : ” Adakah tuhan selain ayahku ?” Dengan tenang Masyitoh pun menjawab : “Ya, benar, Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan Ayahmu adalah Alloh SWT.”
Tak lama kemudian, anak fir’aun melaporkan kejadian tersebut pada ayahnya. Lalu Fir’aun mendatangi Masyitoh dan bertanya : “Apakah kau meyembah selain kepadaku ? Adakah Tuhan selain aku ?” Dengan keteguhan hatinya, Masyitoh pun menjawab : “Ya, Tuhanku, dan Tuhanmu adalah Alloh SWT.” Mendengar hal tersebut, Fir’aun sangat marah, lalu ia memerintahkan kepada pengawalnya untuk menyiapkan wajan besar yang berisi minyak panas untuk menghukum Masyitoh dan keluarganya.
Setelah semuanya dipersiapkan, Fir’aun memerintahkan Masyitoh dan keluarganya untuk menceburkan diri kedalam wajan tersebut. Namun sebelumnya, Masyitoh mengajukan beberapa permintaan kepada Fir’aun, ” Setelah kami meninggal satukanlah tulang-tulang kami dalam satu tempat “, lalu Fir’aun pun menyetujuinya.
Satu persatu keluarga Masyitoh pun menceburkan dirinya, pada wajan yang berisi minyak panas tersebut, dan sebagai seorang ibu, Masyitoh tetap merasa sedih melihat anak-anaknya meninggal tragis dihadapannya, sampai akhirnya tibalah waktunya dan seorang bayi yang masih dalam buaiannya yang menceburkan diri. Ia sempat berat hati untuk menceburkan diri, akan tetapi atas kuasa Alloh SWT, anak dalam buaiannya bisa berbicara, ia berkata, ” Wahai ibu, ceburkanlah dirimu ke dalam wajan itu, jangan takut karena sesungguhnya engkau berada pada jalan yang benar”. Kemudian tanpa ragu Masyitoh menceburkan dirinya beserta bayi dalam buaiannya kedalam wajan tersebut. Seketika itu pula tecium wangi semerbak dari wajan tempat diceburkannya Masyitoh dan keluarganya.
Sahabat rohimakumulloh.. Begitulah kisah Siti Masyitoh, pembantu Fir’aun yang teguh dalam keimanannya, sehingga di dunia pun Alloh SWT memperlihatkan balasan atas kebaikannya, hingga semerbak wangi kuburannya pun tercium oleh Rosululloh SAW. Semoga kita semua bisa meneladani kebaikan dan keteguhan hati Siti Masyitoh dan keluarganya.
Aaaammiin yaa robbal ‘aalamiin.
Wallohu a’lam bisshowab.